Pages

Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

As Time Passes By

Wednesday, 8 May 2013

Wednesday, April 24th 2013



                Dua cerita dari berjuta. Empat halaman dari ribuan.
                Apapun  nominalnya, surat itu sudah kukirim. Selesai. Tidak ada lagi perasaan was-was yang harus dirasakan dalam minggu ini (kecuali soal tugas-tugas kuliah yang merepotkan). Lihat, napasku sudah mulai teratur. Mudah-mudahan pertanda baik. Hari H-nya memang belum tiba, hari puncak itu masih akan datang dua hari lagi. Kalau begitu aku punya dua hari untuk bermalas-malasan. Dan, oh benar, merangkai kata-kata ucapan selamat ulang tahun yang layak.
                Biar aku ceritakan kenapa aku bisa membicarakan ini semua dengan nada santai seperti ini. Aku akan menyetop diriku dari berbicara panjang lebar. Karena.. hentikan! Baiklah, ini semua—kubilang hentikan! Oh ini terlalu sulit! Abaikan saja aku yang seperti ini. Bakalan baik buatmu.
                Ngomong-ngomong Kendall baru saja kubuat terheran-heran dengan kenyataan ini. Aku membicarakan hal yang serupa dengannya, kami memang membicarakan apa saja tapi hal ini bukan hal favorit kami berdua. Dia tidak yakin dengan keputusanku—bukan benar-benar keputusanku sih, maksudku ini terjadi dengan sendirinya, aku bahkan betul-betul kaget pada awalnya—yang seakan mengesampingkan April untuknya. Sekilas memang seperti itu kelihatannya. Tetapi April sudah memutuskan, secara gamblang lewat semua tindakannya belakangan ini. Yang kulakukan cuma menuruti keinginannya, kalau pada kenyataannya itu bukan sungguhan keinginannya, aku tetap tidak bisa memaksakan diriku pada April seperti yang sudah-sudah. Sudah seharusnya aku membiarkannya menjalani apapun keputusannya tanpa harus berusaha membuatnya berubah pikiran dengan sekali lagi menjejali omong kosong tulisanku. Kendall mungkin saja bisa menerimanya, merasa dia beruntung ketimbang sial karena terpilih menjadi penerima tetap suratku, tapi tidak demikian kalau dengan April. April contoh terbaik gen Y yang bisa diberikan lingkungan sosial. Meski terdapat beberapa ketidakcocokan, kuyakinkan kau itu semua murni pilihannya sendiri. April memiliki semacam kecenderungan yang agak jarang untuk menjalani hidup apa adanya, tapi tetap tidak menghilangkan segala hal yang menjadikan dia seperti sekarang. Dia gen Y yang unik dan mendamaikan prasangka apa saja yang kau temukan mengenai gen Y. Sekarang kau tahu ‘kan apa yang kuhadapi? Menolak April hampir-hampir mustahil karena aku, yah, harus kukatakan, addicted to keunikan. Lalu kebutuhan untuk melontarkan diri sejauh-jauhnya dari tempatku berdiri menyebabkan aku mecari di tempat-tempat yang jauh. Cukup jauh untuk mengabaikan orang-orang yang terus berbicara di telingaku tentang bagaimana mekanika kuantum, asas hukum Newton, hidro-karbon, deflasi dan inflasi, kebijakan udang-undang anti militan di Israel, politik luar negeri Cina, hukum perdata, serta puitis-romantis puitis-romantis dan patah hati bergabung menjadi hal paling dominan dalam hidup mereka.
                Hubungan di ujung tandukku dengan April sempat mempengaruhiku juga. Aku butuh melihat orang lain (yang diluar kategori diatas alias unik) dan aku tidak ingin kehilangan April sebelum persiapanku matang. Ya, kalau kau ingin tahu, memang iya, aku tahu April akan pergi dan sudah melakukan persiapan sejak itu. Persiapannya tidak pernah benar-benar matang: April berada di tengah-tengah pintu keluar dan tidak beranjak dari sana. Kemudian Kendall kembali dan mengakui kekeliruannya dengan mengira meninggalkanku adalah keputusan tepat. Nyatanya rasa bersalah menghantuinya, nyatanya dia sekarang mencapai tahap paling menyenangkan dalam hubungan platonis denganku. Aku jadi tidak benar-benar memikirkan April. Dia bisa masuk dan bisa saja keluar, semua keputusan ada ditangannya. Normalnya, aku akan langsung menutup pintu segera setelah seseorang masuk. Tapi April, mempunyai akses penuh dan kuduga akan selalu begitu.
                Baik itu dalam hal hidup atau perasaan.
                Aku tidak sedang berusaha menggantikan orang dengan yang satu. Aku hanya percaya kalau menjadi berarti buat orang lain bisa ditempuh dengan cara melepaskan mereka. Dan arti itu sekalipun, tidak akan berubah karena pemaknaan yang kucapai tidak terbatas pada seberapa sering aku bisa menjumpai mereka lalu meneriakkan sapaan, cerita, dan kata-kata sayang. Dalam sistemku, arti tidak sama dengan kehadiran fisik.
                Ini juga alasan kenapa aku sering melewatkan orang-orang disekitarku. Kehadiran fisik mereka tidak cukup menentramkan, menjadikan orang-orang yang berjarak ribuan mil ini lebih berarti buatku. Dan aku tahu sekarang atau dua tahun lagi atau kapanpun, aku tetap akan melihat ke arah yang sama.
                Namaku Fella, dan aku terhubung secara emosi dengan orang-orang yang berjarak sangat jauh dariku yang belum pernah kutemui.
                Pernah dengar yang lebih aneh? Atau konyol?




Definitely maybe,
F






No comments:

Post a Comment