Dua
cerita dari berjuta. Empat halaman dari ribuan.
Apapun nominalnya, surat itu sudah kukirim. Selesai.
Tidak ada lagi perasaan was-was yang harus dirasakan dalam minggu ini (kecuali
soal tugas-tugas kuliah yang merepotkan). Lihat, napasku sudah mulai teratur.
Mudah-mudahan pertanda baik. Hari H-nya memang belum tiba, hari puncak itu
masih akan datang dua hari lagi. Kalau begitu aku punya dua hari untuk
bermalas-malasan. Dan, oh benar, merangkai kata-kata ucapan selamat ulang tahun
yang layak.
Biar
aku ceritakan kenapa aku bisa membicarakan ini semua dengan nada santai seperti
ini. Aku akan menyetop diriku dari berbicara panjang lebar. Karena.. hentikan!
Baiklah, ini semua—kubilang hentikan! Oh ini terlalu sulit! Abaikan saja aku
yang seperti ini. Bakalan baik buatmu.
Ngomong-ngomong
Kendall baru saja kubuat terheran-heran dengan kenyataan ini. Aku membicarakan
hal yang serupa dengannya, kami memang membicarakan apa saja tapi hal ini bukan
hal favorit kami berdua. Dia tidak yakin dengan keputusanku—bukan benar-benar
keputusanku sih, maksudku ini terjadi dengan sendirinya, aku bahkan betul-betul
kaget pada awalnya—yang seakan mengesampingkan April untuknya. Sekilas memang
seperti itu kelihatannya. Tetapi April sudah memutuskan, secara gamblang lewat
semua tindakannya belakangan ini. Yang kulakukan cuma menuruti keinginannya,
kalau pada kenyataannya itu bukan sungguhan keinginannya, aku tetap tidak bisa
memaksakan diriku pada April seperti yang sudah-sudah. Sudah seharusnya aku membiarkannya
menjalani apapun keputusannya tanpa harus berusaha membuatnya berubah pikiran
dengan sekali lagi menjejali omong kosong tulisanku. Kendall mungkin saja bisa
menerimanya, merasa dia beruntung ketimbang sial karena terpilih menjadi penerima tetap suratku, tapi tidak demikian kalau
dengan April. April contoh terbaik gen Y yang bisa diberikan lingkungan sosial.
Meski terdapat beberapa ketidakcocokan, kuyakinkan kau itu semua murni
pilihannya sendiri. April memiliki semacam kecenderungan yang agak jarang untuk
menjalani hidup apa adanya, tapi tetap tidak menghilangkan segala hal yang
menjadikan dia seperti sekarang. Dia gen Y yang unik dan mendamaikan prasangka
apa saja yang kau temukan mengenai gen Y. Sekarang kau tahu ‘kan apa yang
kuhadapi? Menolak April hampir-hampir mustahil karena aku, yah, harus
kukatakan, addicted to keunikan. Lalu kebutuhan untuk
melontarkan diri sejauh-jauhnya dari tempatku berdiri menyebabkan aku mecari di
tempat-tempat yang jauh. Cukup jauh untuk mengabaikan orang-orang yang terus
berbicara di telingaku tentang bagaimana mekanika kuantum, asas hukum Newton,
hidro-karbon, deflasi dan inflasi, kebijakan udang-undang anti militan di
Israel, politik luar negeri Cina, hukum perdata, serta puitis-romantis
puitis-romantis dan patah hati bergabung menjadi hal paling dominan dalam hidup
mereka.
Hubungan
di ujung tandukku dengan April sempat mempengaruhiku juga. Aku butuh melihat
orang lain (yang diluar kategori diatas alias unik) dan aku tidak ingin
kehilangan April sebelum persiapanku matang. Ya, kalau kau ingin tahu, memang iya, aku tahu April akan pergi dan sudah
melakukan persiapan sejak itu. Persiapannya tidak pernah benar-benar matang:
April berada di tengah-tengah pintu keluar dan tidak beranjak dari sana.
Kemudian Kendall kembali dan mengakui kekeliruannya dengan mengira
meninggalkanku adalah keputusan tepat. Nyatanya rasa bersalah menghantuinya,
nyatanya dia sekarang mencapai tahap paling menyenangkan dalam hubungan
platonis denganku. Aku jadi tidak benar-benar memikirkan April. Dia bisa masuk
dan bisa saja keluar, semua keputusan ada ditangannya. Normalnya, aku akan
langsung menutup pintu segera setelah seseorang masuk. Tapi April, mempunyai
akses penuh dan kuduga akan selalu begitu.
Baik
itu dalam hal hidup atau perasaan.
Aku
tidak sedang berusaha menggantikan orang dengan yang satu. Aku hanya percaya
kalau menjadi berarti buat orang lain bisa ditempuh dengan cara melepaskan
mereka. Dan arti itu sekalipun, tidak akan berubah karena pemaknaan yang
kucapai tidak terbatas pada seberapa sering aku bisa menjumpai mereka lalu
meneriakkan sapaan, cerita, dan kata-kata sayang. Dalam sistemku, arti tidak
sama dengan kehadiran fisik.
Ini
juga alasan kenapa aku sering melewatkan orang-orang disekitarku. Kehadiran
fisik mereka tidak cukup menentramkan, menjadikan orang-orang yang berjarak
ribuan mil ini lebih berarti buatku. Dan aku tahu sekarang atau dua tahun lagi
atau kapanpun, aku tetap akan melihat ke arah yang sama.
Namaku
Fella, dan aku terhubung secara emosi dengan orang-orang yang berjarak sangat
jauh dariku yang belum pernah kutemui.
Pernah
dengar yang lebih aneh? Atau konyol?
Definitely maybe,
F
No comments:
Post a Comment