Buku yang baru-baru ini kubaca menjelaskan tentang
cakra. Aku tidak akan berpura-pura mengerti. Informasi yang melekat di otakku
hanya sepotong-sepotong. Tambal sulam seperti seprai yang robek. Bisa dibilang
ini kelemahanku yang lain. Aku tidak ada waktu untuk merasa sebal tentang ini,
jadi aku tidak sebal. Cakra adalah sesuatu semacam energi. Tiap manusia
memiliki pancaran energi cakra yang berbeda. Aku juga ingat, bahwa cakra juga
merupakan gelembong elektromagnetik yang berada dalam frekuensi tertentu.
Dengan kata lain, cakra sangat mungkin bisa dibaca. Walaupun cukup menyebalkan
mengetahui cakra tidak bisa dilihat oleh semua orang, dan sangat besar
kemungkinannya aku termasuk ke dalam ’orang itu’. Selain itu, hanya energi yang
pancarannya paling dominan yang bisa terlihat. Baru-baru ini aku menemukan
penulis buku yang kubaca menyebutnya aura.
Nah, ini semua bukan hal besar buatku―bahkan kalaupun
seandainya aku mengerti. Tapi buku itu mengatakan sesuatu mengenai Indigo yang kalau tidak sinting, berarti
sedikit banyak menjelaskan tentang beberapa perbedaanku. Karena ternyata―hebatnya―aku
tidak sendirian. Sederhananya
begini, seorang indigo bisa mengendalikan tubuhnya yang terletak di dunia lain
yang paralel dari tempat dia berada. Dunia paralel itu tentu saja tidak bisa
disentuh karena letaknya berseberangan dari dunia kita yang kita tempati.
Hentikan omong kosong tentang mistis itu, sama sekali tidak ada hubungannya Aku
mengenali ini sebagai salah satu teori multi jagat raya. Maksudku, kau serius
benar-benar percaya dunia berikut hidup yang sedang kau jalani itu adalah
satu-satunya yang diciptakan Tuhan? Oke, pada dasarnya dunia itu memang
merupakan hasil dari satu realitas yang terjadi di saat yang bersamaan, namun
tidak berinteraksi atau mengganggu satu sama lain. Hal ini mungkin terjadi
karena tiap objek―bahkan manusia di anggap objek dalam hal ini―dihadapkan
dengan pilihan-pilihan, dan dunia membelah untuk membiarkan objek itu mengambil
tiap kemungkinan yang ditawarkan. Aku juga tidak akan bohong, ini semua
kudapatkan dari buku. Kau bisa percaya bahwa aku, karena tidak gila―ataupun
spesial, tidak sepintar itu. Tapi, percaya padaku, kosmologi memang top!
Lalu aku pun berusaha menghubungkan kenyataan tersebut
dengan teori (dari buku) lainnya. Sinkronitas atau keteraturan adalah inti dari
semua ini. Menurut seseorang bernama Jung, sinkronitas adalah saat tak terduga
terjadinya kebetulan yang berarti. Tapi seorang pemikir jagoan lainnya, bernama
Freud, yakin bahwa manusia menemukan arti di tempat sebenarnya arti tersebut
tidak ada, lebih karena kita ingin menciptakan perasaan keteraturan di jagat
raya yang berantakan ini. Sebutannya apophenia.
Ini juga alasan kenapa kita percaya Tuhan, katanya. Jadi, dengan kata lain,
perasaan-perasaan yang kurasakan mengenai dua
orang itu, perasaanku tentang hidup, bahkan mungkin perasaan mengenai
ayahku, bisa jadi keliru. Siapa yang akan tahu kalau ternyata ini hanyalah
sebuah dunia ketika aku memilih untuk membenci ayahku, mencurigai hidupku, dan
terikat dengan dua orang itu, alih-
alih memakluminya, bersyukur, atau bahkan mengabaikan mereka berdua? Atau pilihan-pilihan tak terbatas lainnya. Banyak
sekali kebetulan yang terjadi dalam hidupku belakangan. Semua orang yang cukup
lama mengenalku tahu aku membenci Padang dengan sepenuh hati. Dengan bodohnya
aku lalu menuliskan ”Unand” dalam tes SNMPTN-ku dari ribuan universitas lain di
Indonesia, dan tiba-tiba aku sudah berada di sini. Hidup―atau lebih tepatnya
bertahan hidup―untuk empat tahun ke depan atau lebih. Lalu ada lagi, kali ini
tentang sang Ratu. Aku mengenalnya sejak kira-kira tiga tahun yang lalu. Sejak
saat itu kebetulan aneh mengenai dia terasa bagaikan menggelitikku. Dari sekian
banyak tempat lain yang bisa dia singgahi, ayahku memilih Bandung sebagai
tempat untuk dia mengais rezeki berikutnya. Orang yang pernah menjadi sahabatku
ternyata berasal dari tempat yang sama. Yang paling baru, aku menemukan makalah
tentang sebuah suku ,yang entah kenapa, ternyata suku Sunda pada sebuah blog
dari sekian banyak suku yang mungkin berada dalam pencarian teratas google-ku.
Mereka benar, manusia memang selalu mencoba
menciptakan keteraturan-keteraturan dalam hidupnya. Hal ini mungkin dikarenakan
perasaan nyaman yang kau rasakan begitu kau tahu termasuk dalam bagian mana hal
yang sedang kau jalani. Kita, manusia, tidak akan bisa tahan dengan sesuatu
yang acak dan berantakan. Konsep dasar ini meliputi setiap aspek kehidupan
manusia. Seperti perasaan nyaman ketika melihat kamarmu tersusun dengan baik.
Bahkan orang paling berantakan dan atau jorok sedunia pun tidur di atas tempat
tidur, mandi di kamar mandi, dan meletakkan lemarinya dengan vertikal, bukan
horizontal. Tindakan manusia yang senantiasa menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu lainnya berdasarkan kategori tertentu adalah seratus persen wajar.
Secara pribadi, aku memandangnya sebagai hal yang perlu dilakukan karena
berhenti melakukannya justru akan mengacaukan sinkronitas. Tatanan dan keteraturan
membuat manusia tenang. Tidak akan ada masalah selama tidak ada orang yang
memaksakan tatanan yang dia percaya kepada orang lain karena tiap orang
memiliki kategorinya sendiri. Masing-masing orang memiliki harga yang berbeda
mengenai keteraturannya. Memaksakannya hanya akan menimbulkan konflik. Dan
tidak perlu kukatakan sudah berapa banyak konflik yang global ataupun pribadi
di dunia ini. Dengan menghubungkan tiap detail kebetulan kecil yang terjadi
dalam hidupku, aku telah menciptakan satu lagi keteraturan. Oleh karena itu,
aku menolak untuk berhenti menjalani pilihan-pilihan yang telah kuambil. Aku
akan membiarkan pilihan-pilihan lainnya terjadi dalam dunia yang lain, pada aku yang lain. Kalau beruntung aku
mungkin bisa mengintip dunia-dunia itu lewat perjalanan lintas dimensi. Kalau
tidak, yang memiliki persentase sekitar 99,9999%, aku akan mengunjunginya lewat
mimpi. Tentu saja, keuntungannya adalah aku tidak perlu menunggu beberapa
millennium lagi, aku bisa melakukannya kapan saja. Bahkan malam ini, besok,
lusa, dan seterusnya.
Setelah semuanya, aku bahkan tidak bisa mengeyahkan
ini dari kepalaku: apa yang akan terjadi kalau ternyata aku dilahirkan sebagai
laki-laki? Mungkinkah Ratu jatuh cinta kepadaku? Eh, apakah menurutmu pilihan
ketika kau belum muncul di dunia juga dihitung?
Aku akan berhenti menanyakan ini karena aku khawtir
akan tampak seperti orang yang tidak tahu diri. Aku tidak, tidak tahu diri
maksudku. Aku tahu caranya berterimakasih, dan aku sayang Tuhanku. Allah. Aku
tidak ingin mengecewakannya. Pernyataan yang kontras sekali dengan tindakanku
yang justru mengabaikannya selama ini, aku tahu.
Tapi aku tahu aku menyayangiNYa.
Setidaknya biarkan aku mencoba.
divaprilliani.blogspot.com
ReplyDeleteI really hope you could read this XP
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteI know that i was unexpected by you to read this but i read this so yeah i just read. I hope it's not a crime =D
ReplyDeleteum, I never feel like I have posted this. damn, what am I doing here? what is that you have erased? Let's pretend like I never ever even think about that. or may I say that, it was purely a test? My friend and I, oh please, it ain't wrong. All that I did only talking the possiblities of a theory =o=
ReplyDelete