Pages

Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

As Time Passes By

Wednesday, 1 February 2012

Me, yes, Me


Buku yang baru-baru ini kubaca menjelaskan tentang cakra. Aku tidak akan berpura-pura mengerti. Informasi yang melekat di otakku hanya sepotong-sepotong. Tambal sulam seperti seprai yang robek. Bisa dibilang ini kelemahanku yang lain. Aku tidak ada waktu untuk merasa sebal tentang ini, jadi aku tidak sebal. Cakra adalah sesuatu semacam energi. Tiap manusia memiliki pancaran energi cakra yang berbeda. Aku juga ingat, bahwa cakra juga merupakan gelembong elektromagnetik yang berada dalam frekuensi tertentu. Dengan kata lain, cakra sangat mungkin bisa dibaca. Walaupun cukup menyebalkan mengetahui cakra tidak bisa dilihat oleh semua orang, dan sangat besar kemungkinannya aku termasuk ke dalam ’orang itu’. Selain itu, hanya energi yang pancarannya paling dominan yang bisa terlihat. Baru-baru ini aku menemukan penulis buku yang kubaca menyebutnya aura.
               Nah, ini semua bukan hal besar buatku―bahkan kalaupun seandainya aku mengerti. Tapi buku itu mengatakan sesuatu mengenai Indigo yang kalau tidak sinting, berarti sedikit banyak menjelaskan tentang beberapa perbedaanku. Karena ternyata―hebatnya―aku tidak sendirian. Sederhananya begini, seorang indigo bisa mengendalikan tubuhnya yang terletak di dunia lain yang paralel dari tempat dia berada. Dunia paralel itu tentu saja tidak bisa disentuh karena letaknya berseberangan dari dunia kita yang kita tempati. Hentikan omong kosong tentang mistis itu, sama sekali tidak ada hubungannya Aku mengenali ini sebagai salah satu teori multi jagat raya. Maksudku, kau serius benar-benar percaya dunia berikut hidup yang sedang kau jalani itu adalah satu-satunya yang diciptakan Tuhan? Oke, pada dasarnya dunia itu memang merupakan hasil dari satu realitas yang terjadi di saat yang bersamaan, namun tidak berinteraksi atau mengganggu satu sama lain. Hal ini mungkin terjadi karena tiap objek―bahkan manusia di anggap objek dalam hal ini―dihadapkan dengan pilihan-pilihan, dan dunia membelah untuk membiarkan objek itu mengambil tiap kemungkinan yang ditawarkan. Aku juga tidak akan bohong, ini semua kudapatkan dari buku. Kau bisa percaya bahwa aku, karena tidak gila―ataupun spesial, tidak sepintar itu. Tapi, percaya padaku, kosmologi memang top!
               Lalu aku pun berusaha menghubungkan kenyataan tersebut dengan teori (dari buku) lainnya. Sinkronitas atau keteraturan adalah inti dari semua ini. Menurut seseorang bernama Jung, sinkronitas adalah saat tak terduga terjadinya kebetulan yang berarti. Tapi seorang pemikir jagoan lainnya, bernama Freud, yakin bahwa manusia menemukan arti di tempat sebenarnya arti tersebut tidak ada, lebih karena kita ingin menciptakan perasaan keteraturan di jagat raya yang berantakan ini. Sebutannya apophenia. Ini juga alasan kenapa kita percaya Tuhan, katanya. Jadi, dengan kata lain, perasaan-perasaan yang kurasakan mengenai dua orang itu, perasaanku tentang hidup, bahkan mungkin perasaan mengenai ayahku, bisa jadi keliru. Siapa yang akan tahu kalau ternyata ini hanyalah sebuah dunia ketika aku memilih untuk membenci ayahku, mencurigai hidupku, dan terikat dengan dua orang itu, alih- alih memakluminya, bersyukur, atau bahkan mengabaikan mereka berdua? Atau pilihan-pilihan tak terbatas lainnya. Banyak sekali kebetulan yang terjadi dalam hidupku belakangan. Semua orang yang cukup lama mengenalku tahu aku membenci Padang dengan sepenuh hati. Dengan bodohnya aku lalu menuliskan ”Unand” dalam tes SNMPTN-ku dari ribuan universitas lain di Indonesia, dan tiba-tiba aku sudah berada di sini. Hidup―atau lebih tepatnya bertahan hidup―untuk empat tahun ke depan atau lebih. Lalu ada lagi, kali ini tentang sang Ratu. Aku mengenalnya sejak kira-kira tiga tahun yang lalu. Sejak saat itu kebetulan aneh mengenai dia terasa bagaikan menggelitikku. Dari sekian banyak tempat lain yang bisa dia singgahi, ayahku memilih Bandung sebagai tempat untuk dia mengais rezeki berikutnya. Orang yang pernah menjadi sahabatku ternyata berasal dari tempat yang sama. Yang paling baru, aku menemukan makalah tentang sebuah suku ,yang entah kenapa, ternyata suku Sunda pada sebuah blog dari sekian banyak suku yang mungkin berada dalam pencarian teratas google-ku.

               Mereka benar, manusia memang selalu mencoba menciptakan keteraturan-keteraturan dalam hidupnya. Hal ini mungkin dikarenakan perasaan nyaman yang kau rasakan begitu kau tahu termasuk dalam bagian mana hal yang sedang kau jalani. Kita, manusia, tidak akan bisa tahan dengan sesuatu yang acak dan berantakan. Konsep dasar ini meliputi setiap aspek kehidupan manusia. Seperti perasaan nyaman ketika melihat kamarmu tersusun dengan baik. Bahkan orang paling berantakan dan atau jorok sedunia pun tidur di atas tempat tidur, mandi di kamar mandi, dan meletakkan lemarinya dengan vertikal, bukan horizontal. Tindakan manusia yang senantiasa menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya berdasarkan kategori tertentu adalah seratus persen wajar. Secara pribadi, aku memandangnya sebagai hal yang perlu dilakukan karena berhenti melakukannya justru akan mengacaukan sinkronitas. Tatanan dan keteraturan membuat manusia tenang. Tidak akan ada masalah selama tidak ada orang yang memaksakan tatanan yang dia percaya kepada orang lain karena tiap orang memiliki kategorinya sendiri. Masing-masing orang memiliki harga yang berbeda mengenai keteraturannya. Memaksakannya hanya akan menimbulkan konflik. Dan tidak perlu kukatakan sudah berapa banyak konflik yang global ataupun pribadi di dunia ini. Dengan menghubungkan tiap detail kebetulan kecil yang terjadi dalam hidupku, aku telah menciptakan satu lagi keteraturan. Oleh karena itu, aku menolak untuk berhenti menjalani pilihan-pilihan yang telah kuambil. Aku akan membiarkan pilihan-pilihan lainnya terjadi dalam dunia yang lain, pada aku yang lain. Kalau beruntung aku mungkin bisa mengintip dunia-dunia itu lewat perjalanan lintas dimensi. Kalau tidak, yang memiliki persentase sekitar 99,9999%, aku akan mengunjunginya lewat mimpi. Tentu saja, keuntungannya adalah aku tidak perlu menunggu beberapa millennium lagi, aku bisa melakukannya kapan saja. Bahkan malam ini, besok, lusa, dan seterusnya.


               Setelah semuanya, aku bahkan tidak bisa mengeyahkan ini dari kepalaku: apa yang akan terjadi kalau ternyata aku dilahirkan sebagai laki-laki? Mungkinkah Ratu jatuh cinta kepadaku? Eh, apakah menurutmu pilihan ketika kau belum muncul di dunia juga dihitung?
               Aku akan berhenti menanyakan ini karena aku khawtir akan tampak seperti orang yang tidak tahu diri. Aku tidak, tidak tahu diri maksudku. Aku tahu caranya berterimakasih, dan aku sayang Tuhanku. Allah. Aku tidak ingin mengecewakannya. Pernyataan yang kontras sekali dengan tindakanku yang justru mengabaikannya selama ini, aku tahu.
               Tapi aku tahu aku menyayangiNYa.
               Setidaknya biarkan aku mencoba.

4 comments:

  1. divaprilliani.blogspot.com
    I really hope you could read this XP

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. I know that i was unexpected by you to read this but i read this so yeah i just read. I hope it's not a crime =D

    ReplyDelete
  4. um, I never feel like I have posted this. damn, what am I doing here? what is that you have erased? Let's pretend like I never ever even think about that. or may I say that, it was purely a test? My friend and I, oh please, it ain't wrong. All that I did only talking the possiblities of a theory =o=

    ReplyDelete