Pukul 2.46 pm:
Sudah tersampaikan. Aku tahu aku selalu bisa mengandalkan kata-kata yang ditulis oleh selain diriku, karena tentu saja tidak ada yang mengira hal yang dituliskan berulang-ulang, kelam, dan berbau menghakimi akan kepingin dibaca oleh orang manapun. Kendati sebisa mungkin aku selalu berusaha mengarahkan jarum kesalahannya padaku. Tetapi semua orang—maksudku benar-benar semua orang—mendapatinya menjijikan. Dan membosankan.
Aku sudah kepikiran untuk berhenti. Maksudku, aku menulis karena aku tidak mempunyai hal yang lebih baik untuk dilakukan. Tidak ada satupun dari tulisan ini yang sungguhan membantuku. Aku tidak menulis untuk orang lain kendati sebelum ini aku selalu berpura-pura aku sedang berbicara pada seseorang dalam tiap tulisanku. Kukira sudah waktunya untuk berhenti berpikir orang itu masih ingin membaca tulisanku lagi. Setelah menjadi saksi kebobrokan semua tulisanku, aku bahkan tidak berani menuliskan namanya disini.
Aku kehilangan satu-satunya pendengar yang tidak pernah kumiliki.
Agak ironis, bukan? Semuanya karena ide “berbagi tidak harus selalu emas”. Dan lihat yang terjadi sekarang, Bukan-Emasnya sudah menjalar kemana-mana. Selama ini aku mengira untuk itulah aku berada disini, pada titik ini, sekarang. Karena keinginan untuk menjelaskan dan keakraban dengan kata-kata. Nyatanya aku hanya jalang pengeluh tukang menghakimi yang harus kau hindari saat melihat kelebat bayanganku pada celah dibawah pintu.
Aku melihat dan merasakan banyak hal. Aku tahu itu belum semuanya. Tetapi tetap saja, kau tidak tahan dengan nada menuduh dan menghakimi yang kulontarkan. Itu kesalahanku yang pertama, mengira hal semacam itu bisa begitu saja dimaklumi dan diterima. Aku bisa saja tidak ambil pusing dan tetap melakukan semuanya atas nama keunikan. Aku bisa, tapi aku tidak akan melakukannya.
Yang akan kulakukan adalah ini:
Aku akan tetap lanjut menulis, menulis sampah semacam ini dan aku akan bersikap tidak peduli. Aku tetap akan menulis tentang hal-hal yang menggangguku. Aku mungkin akan ngomel panjang lebar, menghakimi, dan terdengar seperti pecundang denga kesimpulan yang lumayan bisa ditarik di akhir tulisan kalau kau sedang beruntung. Aku mungkin akan mulai memasukkan ceritaku pada blog atau forum menulis lain (itupun kalau keenggananku akan media elektronik dan hal-hal khas generasiku lainnya bisa diatasi. Maksudku, lihat, aku repot-repot membeli pena tinta biru satu kali dalam dua minggu dan menggepengkan ujung jempol dan jari tengahku ketimbang meraih kibor). Dan aku akan melakukannya tanpa menyeret orang lain. Kali ini aku akan berhenti menunjukkannya pada orang lain. Aku akan berhenti mengira tuduhan adalah hal pertama yang orang lain ingin dengar. Aku akan mencoba menguranginya dalam interaksiku dengan manusia. Kukir ajika semua orang bermasalah dengan hal yang sama, maka masalah sesungguhnya sudah pasti adalah aku. Aku akan berusaha tidak menjadi monster yang demikian. Kau atau siapapun boleh merasa tidak suka lantas pergi saat aku kedapatan melakukannya lagi. Karena itulah yang kalian lakukan, bukan, pergi dan membuang muka?
Tetapi aku akan menjadi siapapun yang aku inginkan di dalam tulisanku, monster sekalipun. Dan aku tidak akan berpikir akan ada seseorang yang mengerti atau cukup percaya pada niat berbagiku untuk ditulis namanya setelah kata ‘Dear’ di awal tulisan yang selalu berupa surat ini.
Inilah celah yang kutinggalkan agar hal-hal, orang lain, dan kenyataan bisa masuk. Kuharap semuanya akan berjalan dengan lebih lancar sekarang. Kata ‘Dear’ memang tidak akan terlihat dalam waktu yang lama, tetapi aku sangat senang mengetahui bahwa ketiadaan ini tidak mengubah apapun, bahwa aku masih mempercayai tiap pelangi dan apartemen yang tengah dibangun.
Rainbowly yours,
F
No comments:
Post a Comment